Selective mistreatment (perlakuan buruk yang selektif) adalah pola perlakuan tidak adil di mana seseorang secara sengaja memperlakukan satu orang lebih buruk dibanding orang lain—padahal situasi, peran, atau konteksnya sama.
Ciri-ciri selective mistreatment
Satu orang jadi sasaran, yang lain diperlakukan normal atau baik.
Aturan atau standar berubah-ubah tergantung siapa yang dihadapi.
Kritik, nada kasar, atau pengabaian hanya diarahkan ke orang tertentu.
Saat dikonfrontasi, pelaku sering berdalih: “Kamu terlalu sensitif,” atau “Aku ke semua orang sama.”
Contoh sederhana
Di keluarga: satu anak sering disalahkan, sementara saudara lain dimaklumi.
Di pernikahan: pasangan ramah ke orang lain, tapi dingin/merendahkan ke pasangannya.
Di kerjaan: atasan keras ke satu karyawan, tapi santai ke yang lain dengan kesalahan serupa.
Dampak ke korban
Bingung dan mempertanyakan diri sendiri (“Aku yang salah ya?”).
Turunnya harga diri dan rasa aman.
Kelelahan emosional karena harus selalu waspada.
Kenapa ini berbahaya?
Karena halus dan sulit dibuktikan. Korban sering terlihat “baik-baik saja” di luar, tapi terluka di dalam. Ini bisa menjadi bentuk abuse emosional jika terjadi terus-menerus.
Cara menyikapi (ringkas & realistis)
Validasi diri: ini bukan imajinasimu jika polanya konsisten.
Catat pola (waktu, konteks, perlakuan) untuk kejelasan diri.
Batasi ekspektasi pada pelaku; jaga jarak emosional bila perlu.
Bangun dukungan (orang tepercaya, journaling, terapi bila memungkinkan).

0 Comments:
Posting Komentar