Sabtu, 27 Desember 2025

Alasan Kenapa Kita Sering Tidak Tenang atau Panik

Kenapa Kita Sering Tidak Tenang atau Panik?


Seringkali rasa gelisah, cemas, atau panik muncul bukan karena situasi eksternal semata, tapi karena hubungan kita dengan diri sendiri belum utuh. Berikut beberapa alasannya:


1. Belum berdamai dengan diri sendiri

Banyak dari kita terus menuntut diri untuk “baik-baik saja”, padahal ada bagian diri yang lelah atau terluka. Saat konflik internal ini belum diselesaikan, pikiran sering merasa tergesa-gesa dan sulit menemukan ketenangan.


2. Luka, trauma, atau ketidakpuasan yang belum terselesaikan

Trauma masa lalu atau kekecewaan yang tersimpan bisa membuat pikiran terus “bergerak” mencari jawaban, menebak-nebak, atau mengulang peristiwa lama. Ini memicu overthinking dan rasa panik, karena tubuh masih hidup dalam mode siaga, walau bahaya sebenarnya sudah tidak ada.


3. Belum menerima keadaan sepenuhnya

Ketika kita menolak kenyataan atau berharap hidup selalu sempurna, pikiran dan tubuh jadi menegang. Rasa frustrasi, cemas, dan gelisah muncul karena ada jarak antara kenyataan dan harapan. Tenang bukan berarti pasrah, tapi menerima situasi tanpa menghilangkan usaha memperbaiki diri.


4. Melawan kenyataan atau ingin sempurna

Kita sering ingin mengontrol segalanya, ingin semuanya berjalan sesuai rencana. Saat hal itu tidak terjadi, tubuh mengirim sinyal tegang—detak jantung naik, napas cepat, otot kaku. Pikiran juga ikut panik karena merasa “gagal” mengendalikan segalanya.


5. Kurang menyadari emosi yang sebenarnya

Kadang kita panik karena tidak mengenali apa yang sebenarnya kita rasakan—marah, takut, sedih, atau kecewa. Saat emosi “terpendam” atau tidak diakui, tubuh tetap bereaksi, pikiran terus berputar, dan sulit merasa tenang.


6. Terlalu banyak stimulus dari luar

Media sosial, berita, dan lingkungan sekitar bisa membuat pikiran overload. Otak yang terus “dipenuhi informasi” sulit menemukan ruang untuk rileks, sehingga panik dan gelisah lebih mudah muncul.


7. Kurang memberi waktu untuk refleksi diri

Tanpa momen untuk berhenti sejenak, bernapas, dan mengevaluasi diri, pikiran terus berjalan tanpa arah. Overthinking sering terjadi karena kita tidak pernah benar-benar “memberi ruang” pada diri sendiri untuk memproses perasaan dan pengalaman.


8. Menghubungkan nilai diri dengan pencapaian atau persetujuan orang lain

Saat kita menilai diri berdasarkan apa yang orang lain pikirkan atau capaiannya, pikiran mudah gelisah ketika hasilnya tidak sesuai harapan. Padahal, ketenangan datang dari menghargai diri sendiri tanpa perlu pembenaran eksternal.


9. Kurangnya rutinitas atau ritual untuk menenangkan tubuh dan pikiran

Tubuh dan pikiran membutuhkan “ritual” sederhana—misalnya meditasi, napas dalam, menulis jurnal, atau berjalan santai. Tanpa itu, energi tetap menumpuk dan gelisah mudah muncul.


Kesimpulan:

Rasa gelisah dan panik sering muncul karena ada hal yang belum kita selesaikan atau terima dalam diri sendiri. Tenang dimulai dari berdamai dengan diri, menerima ketidaksempurnaan, dan memberi ruang bagi pikiran untuk beristirahat.


Kuncinya: tetap jadi diri sendiri

• Terima siapa dirimu sekarang → semua kelebihan dan kekurangan.

• Terima situasi → bukan berarti pasrah, tapi tidak melawan energi dan kondisi.

• Dengan menerima, tenang dan wibawa akan lebih mudah muncul.


Langkah praktis untuk berdamai dengan diri & keadaan


Sesi refleksi 5 menit 

Setiap hari, tulis satu hal yang kamu terima tentang dirimu dan satu hal yang kamu terima dari keadaan sekitar.


Latihan napas & afirmasi 

 “Aku cukup, aku tenang, aku berhak dihormati.”


Latihan wibawa mini 

Bayangkan situasi  → ucapkan satu kalimat tegas dengan postur tegak → tetap menjadi dirimu sendiri.


0 Comments:

Posting Komentar